Kamu sudah tahu cara menambah follower, kan? Keren. Tapi ingat, itu bukan segalanya, lho. Interaksi audiens dengan konten juga penting. Dan itu akan terlihat dari engagement rate.
Wah, apa itu engagement rate? Gampangnya, engagement rate adalah banyaknya orang yang berinteraksi dengan kontenmu. Nah, kalau kamu punya ribuan follower tetapi tingkat engagement hanya 1%, apakah itu cukup?
Itu pertanyaan yang menarik dibahas. Di artikel ini, kami juga akan menjelaskan fungsi dan cara menghitung engagement rate. Yuk, simak!
Apa itu Engagement Rate?
Engagement rate adalah metrik yang menggambarkan seberapa aktif audiens berinteraksi dengan kontenmu di media sosial.
Secara sederhana, engagement rate akan menghitung total interaksi yang terjadi, baik berupa like, komen, share, atau save, dibanding jumlah follower atau audiens.
Engagement rate adalah perhitungan yang menggunakan satuan angka. Namun, fokusnya lebih ke dampak, berdasarkan asumsi seberapa relevan dan menarik konten yang diposting.
Apa saja metrik dalam tingkat keterlibatan? Umumnya, ada likes, komentar, shares, dan saves.
Nah, yang sering terjadi, semakin tinggi engagement rate, semakin luas jangkauan audiens dan semakin baik kualitas konten di mata mereka.
Katakanlah, kamu itu seorang influencer fitness. Trus, kamu posting tentang suplemen sehat. Eh, banyak orang yang like dan komentar.
Itu artinya, audiensmu suka konten tentang seputar nutrisi. Kalau kamu terus membuat konten seperti itu, engagement rate kamu berpotensi naik.
Namun, yang perlu kamu catat, ukuran tingkat engagement bervariasi di setiap media sosial. Di TikTok, engagement 2,65% dianggap biasa, sementara di Instagram itu tergolong tinggi.
Selain itu, setiap niche memiliki standar engagement rate yang berbeda. Niche edukasi biasanya menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan niche lainnya.
Kenapa Perlu Tahu Engagement Rate?
Lalu, kenapa pengguna Instagram, terutama content creator, perlu tahu engagement rate mereka? Ini dia fungsi engagement rate:
1. Mengukur Apakah Konten Menarik
Engagement rate menunjukkan apakah kontenmu sesuai dengan kebutuhan audiens. Itu akan terlihat dari like dan komentar yang diterima.
Kamu tahu MrBeast? YouTuber dengan lebih dari 300 juta follower. Awalnya, dia membuat konten tentang pendapatan gamer dan content creator, tetapi engagement rate-nya rendah.
Dia memutuskan beralih ke konten challenge dan sukses besar. Artinya, dengan patokan tingkat engagement kamu jadi bisa ganti jenis konten agar lebih menarik perhatian viewer.
2. Menilai Jenis Konten yang Disukai Audiens
Bukan cuma itu, metrik ini juga bisa bantu kamu tahu konten mana yang punya potensi dapat engagement bagus juga. Ibaratnya, kamu bisa menebak konten favorit audiensmu.
Misalnya, kamu bisa jadi content creator kuliner seperti Chef Martin Natadiparja. Pas posting masakan ayam, seperti ayam goreng sereh, atau ayam goreng madu, kok engagement-nya tinggi, ya? Nah, kamu jadi tahu konten favorit mereka.
3. Bisa Jadi Strategi Menambah Follower
Follower di Instagram bisa datang dan pergi, kan? Jadi penting buat punya follower setia. Nah, fungsi engagement rate adalah kamu bisa lebih tahu harus berbuat apa berdasar data itu.
Misalnya, kamu jadi tahu kalau perlu meluangkan waktu buat berinteraksi sama audiens. Bisa sekadar membalas komentar atau mengucapkan terima kasih ke mereka yang like kontenmu.
Baca Juga: Cara Menambah Follower Instagram
4. Tahu Peta Persaingan dengan Kompetitor
Kalau kamu baru mulai di sebuah platform, mungkin kamu belum terlalu memikirkan persaingan dengan content creator lain.
Tapi, kalau kamu sudah lumayan lama berkarya, perlu tahu dong perkembangan content creator lain yang jadi kompetitormu? Soalnya, bisa saja audiens lebih suka berinteraksi sama konten mereka dibanding kontenmu.
Kamu cuma bisa menebak kondisi ini kalau tidak tahu tingkat keterlibatan kamu dulu dan dibandingkan dengan milik content creator lain.
5. Mengikuti Algoritma Platform
Konon, salah satu cara termudah untuk gagal sebagai content creator adalah mengabaikan algoritma. baik itu algoritma YouTube, algoritma Instagram, dan lainnya.
Kenapa begitu? Sebab, algoritma adalah sistem yang digunakan oleh platform untuk menentukan siapa yang muncul di hasil pencarian atau di halaman depan, seperti FYP TikTok atau Facebook.
Setiap platform media sosial itu punya algoritma yang beda-beda. Tapi ada satu kesamaan: engagement. Nah, pengguna yang punya engagement tinggi itu lebih punya peluang buat sukses, dibanding yang rendah.
6. Membuka Peluang Jadi Influencer
Awalnya, kamu mungkin cuma ingin membuat konten menarik. Namun, engagement rate tinggi bisa menarik perhatian brand. Ini fungsi engagement rate yang kadang dilupakan.
Brand bisa mengajakmu berkolaborasi untuk mempromosikan produk mereka. Jumlah follower tidak selalu jadi patokan, kok. Mereka pasti punya tujuan tertentu di kampanye marketingnya.
Dengan tingkat engagement tinggi, kesempatan menjadi influencer sebagai content creator profesional akan jadi lebih mudah. Bahkan, kamu bisa menentukan rate card yang tepat.
Apa Faktor di Balik Engagement Rate?
Meskipun sudah berusaha membuat konten keren, engagement rate di sebuah platform itu kadang naik, kadang turun. Kenapa? Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya:
1. Like
Like itu contoh engagement paling mudah dilihat dan biasanya jadi faktor penting hasil akhir engagement rate. Kenapa? Karena like itu langsung jadi tanda sentimen positif dari postingan media sosial kamu.
2. Komentar dan Reply
Komentar lebih disukai oleh content creator untuk engagement, meskipun bisa positif atau negatif. Alasannya, interaksinya terasa lebih serius karena ada usaha untuk menuliskan ide.
Namun, tak semua platform, menganggap banyak komentar sebagai engagement bagus, terutama di X. Sebab, ada kecenderungan engagement farming dengan konten kontroversial.
3. Share atau Retweet
Interaksi yang paling meningkatkan engagement rate adalah share. Soalnya, bisa mengajak orang lain ikut melihat dan berkomentar. Nah, banyaknya share juga menunjukkan audiens merasa konten itu bermanfaat dan ingin teman-teman mereka tahu.
4. Save
Save atau quote juga meningkatkan engagement rate. Saat orang menyimpan konten, itu menunjukkan konten tersebut bermanfaat. Tapi, beda dengan share, save itu dipakai sendiri tanpa melibatkan orang lain, sehingga dampaknya tidak sebesar share.
5. Klik
Klik itu berhubungan sama CTA. Biasanya, engagement ini lebih sering terjadi di platform seperti X atau YouTube. Tapi, klik itu sulit didapat karena orang harus aktif dan meninggalkan platform. Banyak yang tidak mau melakukan itu.
6. Scroll Depth
Ini adalah interaksi umum di media sosial berbasis teks, website, atau blog. Metrik ini mengukur seberapa jauh orang scroll untuk melihat konten, yang menunjukkan kontennya menarik.
Nah, scroll depth rendah biasanya berimbas ke sedikitnya like, komentar atau share.
Bagaimana Cara Menghitung Engagement Rate?
Tentu saja, semua content creator mau punya engagement rate tinggi. Tapi, bagaimana cara menghitungnya?
Gampangnya, kamu bisa jumlahkan semua interaksi yang ada, seperti like, komentar, dan share. Setelah itu, bagi dengan jumlah follower kamu, lalu kalikan dengan 100.
Dan formulanya begini:
Misalnya, total interaksi di semua postingan kamu di bulan ini ada 2000 dan followermu ada 100.000 pengikut. Maka, perhitungan engagement rate-nya adalah (2000/100000) x 100 = 2%.
Tapi, coba bayangkan kalau kamu punya 100.000 follower di Instagram dan harus hitung interaksi satu per satu. Ribet, kan? Itulah kenapa ada alat namanya Instagram rate calculator.
Banyak yang berbayar, tapi ada juga yang free trial. Kamu cukup kasih info akun Instagrammu, dan sistemnya akan menghitung otomatis. Contohnya Phlanx, Modash, HypeAuditor, dan TrendHero!
Oh, jadi selain dari followernya, tingkat engagement juga bisa dihitung dari reach, impresi, atau rata-rata postingan.
- Engagement rate dari reach — jumlah interaksi dibagi konten yang dilihat
- Engagement rate dari impresi — jumlah interaksi dibagi frekuensi tampilan konten
- Engagement rate dari postingan — jumlah interaksi dibagi total postingan
Cara Meningkatkan Engagement Rate
Kalau engagement kamu masih rendah, terutama dibanding kompetitor, saatnya digenjot. Nah, bagaimana cara meningkatkan engagement rate?
1. Fokus Posting Konten Keren, dan Rutin
Siapa sih yang mau melihat konten jelek di media sosial? Jadi, fokuslah membuat konten yang keren sebagai cara meningkatkan engagement rate.
Dan, jangan lupa, kamu juga perlu buat upload konten secara rutin. Riset menyebutkan kalau kamu konsisten posting terbaik engagement rate kamu bisa naik sampai 75%!
2. Posting di Waktu Terbaik
Kami sudah membahas jam posting Instagram dan jadwal FYP TikTok. Itu bukan tanpa alasan karena memposting saat audiens kamu online bisa meningkatkan engagement.
Kalau mau gampang, waktu terbaik untuk posting adalah antara pukul 9:00-11:00 pagi dan 17:00-20:00.
Namun, untuk hasil yang lebih optimal, cek data di dashboard platform media sosial yang kamu gunakan. Data tersebut lebih sesuai dengan audiens kamu secara spesifik.
2. Hindari Posting, lalu Ghosting
Setelah kamu capek menyiapkan konten, pasti rasanya ingin istirahat sehabis posting, kan? Itu bisa dipahami tapi bukan langkah yang tepat kalau kamu mau engagement rate-nya naik.
Jadi, jangan lupa cek komentar. Riset SproutSosial menunjukkan audiens ingin cepat dapat respon setelah komentar. Meskipun fokus riset ini pada bisnis, tapi tetap relevan untuk content creator yang sedang membangun personal branding.
3. Utamakan Konten Video
Tak semua platform media sosial itu fokus ke konten video. Tapi, kalau ada fitur itu, jangan dilewatkan. Itu langkah jitu cara meningkatkan engagement rate, lho.
Kenapa? Karena konten video masih favorit dan interaksinya lebih banyak. Di Instagram, tingkat keterlibatan Reels kini jauh lebih tinggi daripada stories atau feed biasa.
4. Rajin Collab Post
Namanya juga media sosial, kan? Tujuan utamanya ya buat bersosialisasi. Jadi, meskipun kamu mulai karir sebagai content creator dengan konten sendiri, seiring waktu, penting untuk mulai kolaborasi.
Konten yang dibuat bersama content creator lain biasanya mendapatkan engagement yang lebih tinggi. Ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan engagement rate.
5. Sisipkan Tagar
Di media sosial, tagar membantu orang menemukan postingan tertentu dan menunjukkan bahwa mereka bagian dari sesuatu.
Misalnya, tagar #HariBumi menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan menyapa orang-orang yang peduli dengan pelestarian alam. Begitu juga dengan tagar #CosplayCon2024, yang menunjukkan keterlibatan dalam komunitas atau keseruan acara.
Postingan dengan tagar yang tepat biasanya mendapatkan banyak interaksi, sehingga bagus untuk meningkatkan keterlibatan.
6. Lakukan Berdasar Data
Kesalahan umum pemula adalah merencanakan dan memposting konten hanya berdasarkan kesukaan mereka. Ini tidak salah, tapi kurang efektif sebagai cara meningkatkan engagement rate.
Alasannya, apa yang kamu suka tidak selalu pas sama kebutuhan audiens, kan? Maka, coba pelajari data dan buatlah konten dengan fokus pada audiens
Contohnya, kalau kamu seorang influencer fitness dan audiens lebih suka konten edukasi kesehatan, fokuslah pada informasi kesehatan. Sesekali baru selipkan Live IG workout.
7. Jangan Eksklusif di Satu Platform
Fokus di satu platform media sosial itu oke, tapi jangan sampai lupa pentingnya menggunakan beberapa platform juga. Artinya, jangan eksklusif untuk bisa meningkatkan engagement rate.
Nah, ada riset yang mengatakan kalau engagement bisa naik lebih dari 90% kalau kamu posting di beberapa platform sekaligus.
Sudah Tahu Apa Itu Engagement Rate
Engagement rate adalah metrik yang menunjukkan seberapa aktif audiens berinteraksi dengan kontenmu di media sosial.
Untuk menghitung tingkat engagement, bagi total interaksi berupa likes, komentar, dan shares dengan jumlah followermu, lalu kalikan hasilnya dengan 100.
Kalau engagement kamu rendah, coba tingkatkan dengan cara berikut: perbaiki kualitas konten, posting di waktu terbaik, fokus pada konten video, dan lakukan promosi di berbagai platform.
Semoga info tentang engagement rate ini berguna, terutama bagi kamu yang ingin jadi content creator profesional. Harapannya, engagement tinggi memudahkanmu mendapatkan uang dari konten, baik dari platform itu sendiri maupun yang lain seperti Gank. Sampai jumpa!
FAQ Engagement Rate di Instagram
1. Engagement rate yang bagus itu berapa?
Engagement rate yang baik bervariasi menurut akun dan jenis konten. Umumnya, rate di atas 1% hingga 3% masih bagus. Misalnya, akun Instagram dengan 1.000 follower yang dapat 50 sampai 100 interaksi per postingan bisa dianggap cukup.
2. Semakin tinggi engagement rate, apakah semakin bagus?
Ya, engagement rate yang tinggi menandakan keberhasilan konten di media sosial, apapun platformnya. Soalnya jadi indikasi kalau konten kamu menarik. Kalau tidak, mana mungkin ada audiens yang bersedia untuk komentar, like, dan share, kan?
3. Engagement rate IG lihat dimana?
Engagement rate biasanya terdapat di bagian analytics dari platform media sosial. Di Instagram, kamu bisa melihatnya di Instagram Analytics. Saran kami sebaiknya gunakan akun kreator atau bisnis bisa bisa dapat informasi lebih lengkap.
4. Berapa tingkat keterlibatan yang baik di Instagram?
Tingkat keterlibatan yang baik di Instagram biasanya antara 1% hingga 5%, tetapi bisa berbeda tergantung industri atau niche yang digeluti. Akun fashion atau kecantikan sering punya engagement rate lebih tinggi karena secara visual lebih menarik dan interaksinya lebih aktif.
5. Apa itu ERR?
ERR atau Engagement Rate Ratio adalah metrik untuk mengukur keterlibatan audiens terhadap konten, biasanya dihitung dari jumlah interaksi dibandingkan jumlah pengikut.
6. Apa yang akan terjadi jika tingkat engagement tinggi?
Tingkat engagement yang tinggi membuat kontenmu dilihat lebih banyak orang, terutama kalau banyak yang share. Ini membuka peluang buat dapat lebih banyak follower dan bisa collab dengan content creator top. Bahkan, bisa jadi influencer dari kerjasama dengan brand.