Sebagai content creator yang punya konten unik, kamu pernah kepikiran buat dapat uang sebagai nano influencer?

Atau, kamu sendiri masih bingung apa itu nano influencer?

Jadi, tipe influencer ini punya jumlah follower kecil, tapi disukai brand karena interaksi sama audiens mereka besar. Biasanya, nano influencer akan dapat uang dari postingan bersponsor.

Nah, kalau kamu sudah mulai dapat sedikit gambaran tapi masih penasaran sama penjelasan lengkapnya, yuk baca sampai selesai!

Apa Itu Nano Influencer?

Nano influencer adalah salah satu jenis influencer yang punya follower antara 1,000 sampai 5,000 orang. Bahkan, ada yang berpendapat asalkan follower mereka masih di bawah 10,000, termasuk kategori nano influencer, apapun platform media sosialnya.

Jauh ya dibanding sama mega influencer dan macro influencer yang bisa sampai jutaan follower?

Memang begitu. Tapi, jangan salah. Meskipun jumlah followernya kecil, nano influencer adalah jenis influencer yang paling bisa membangun hubungan baik sama audiens mereka.

Bagi mereka, membalas komentar dan saling berkirim DM sama follower bukan hal yang asing. Inilah yang jadi alasan kenapa nano influencer biasanya lebih bisa dapat kepercayaan dan loyalitas dari follower mereka.

Alhasil, tingkat engagement tinggi dari nano influencer adalah bagian dari kelebihannya.

Riset dari Aspire menyebutkan kalau seorang nano influencer bisa punya engagement rate sampai 3,69%. Padahal rata-rata semua influencer cuma bisa dapat separuhnya.

Dan, ini terjadi di hampir semua niche. Bahkan tingkat engagement rate dari TikTok adalah yang terbesar karena pernah mencapai 15,7%. Luar biasa, bukan?

Itulah kenapa pas mereka merekomendasikan produk atau mengajak pada suatu kegiatan, biasanya langsung dapat perhatian audiens dan diikuti.

Jadi, jangan kaget kalau ada banyak brand yang setia menjalankan promosi produk dengan menggandeng nano influencer.

Kalau di luar negeri ada Glossier dan Daniel Wellington. Kalau di Indonesia, ada banyak brands fashion, kecantikan dan kesehatan seperti Purela.

Oh ya, biasanya nano influencer sering dibandingkan sama micro influencer. Soalnya, selisih followernya tidak terlalu banyak dan engagement rate mereka juga cukup tinggi.

Nah, apa saja sih perbedaan nano dan micro influencer?

  • Pengikut nano influencer maksimal 10.000 orang, sedangkan micro influencer bisa mencapai 100.000 orang
  • Jangkauan micro influencer umumnya jauh lebih luas dan cocok buat promosi produk lokal
  • Rate card dari nano influencer umumnya menyebut Rp500.000 per posting. Kalau micro influencer bisa sampai angka Rp3 juta.
  • Nano influencer strategi promosinya cukup personal, sedangkan micro influencer lebih ke sharing informasi ke komunitas niche tertentu.
  • Konten nano influencer biasanya cukup original, kalau micro influencer sudah sedikit profesional dengan editing yang baik.

Tugas Nano Influencer

Setelah tahu apa itu influencer, saatnya kamu paham tentang berbagai tugas seorang nanon influencer:

1. Membangun Audiens

Nano influencer adalah seseorang yang punya minimal 1000 follower. Tapi, bukan berarti kamu terpaku di angka tersebut, ya.

Biar kamu makin maju sebagai seorang influencer profesional, fokuslah membangun audiens dan memperluas jangkauan dengan follower yang lebih banyak. Misalnya, sampai 5000 atau 10000 orang.

Tapi ingat, upaya ini bukan hanya soal menambah follower baru. Pada prosesnya, kamu juga harus terus menjaga hubungan dengan follower yang sudah ada.

2. Membuat Review Jujur

Tugas nano influencer adalah melakukan promosi produk atau brand tertentu. Umumnya, dalam bentuk review produk.

Sebagai seorang content creator yang autentik, kamu harus memberikan review jujur di postingan itu. Jangan sampai rekomendasi yang diberikan malah menjerumuskan follower kamu.

Salah satu caranya, coba sendiri produk tersebut. Buat daftar positif dan negatifnya dan konsultasikan ke brand, poin yang ingin kamu sampaikan di konten.

Misalnya, kamu fokus membuat berbagai konten seputar macOS. Tapi, kamu dapat tawaran kerjasama brand laptop Windows. Temukan celah menarik antara permintaan brand dengan kebutuhan audiens dan originalitas kamu sebagai content creator.

3. Mengadakan Giveaway

Tergantung kerjasamanya, kadang kamu perlu membuat giveaway sebagai bagian dari kesepakatan kerjasama promosi.

Tugasmu sebagai nano influencer adalah membagikan hadiah, yang seringkali berupa produk dari brand tersebut. Biasanya kamu akan meminta follower buat share postingan atau follow brand tersebut.

Tugas ini cukup menyenangkan karena kamu jadi punya ide konten baru, memberikan manfaat ke audiens, dan membangun kerjasama yang baik dengan brand.

4. Berinteraksi sama Follower

Ingat, salah satu kekuatan nano influencer adalah tingkat engagementnya yang tinggi. Jadi, pastikan buat selalu menjaga interaksi yang baik dengan followermu.

Caranya bisa sesederhana meluangkan waktu buat saling berbalas komentar, menjawab pertanyaan saat Live, atau membalas DM yang terkait postingan kamu.

Misalnya, kalau kamu posting tentang sebuah lokasi wisata, ajak followermu buat bagikan cerita perjalanan mereka di lokasi tersebut.

5. Membuat Rate Card

Walaupun followermu masih sedikit, sebagai nano influencer kamu tetaplah seorang profesional. Jadi, setiap pekerjaan yang kamu lakukan buat brand, ada imbalannya. Bentuknya bisa uang, produk, atau yang lainnya.

Nah, bagaimana brand bisa tahu berapa nilai yang pantas buat kerjasama sama kamu? Jawabannya ada di rate card yang kamu siapkan.

Rate card itu daftar layanan influencer marketing yang kamu tawarkan ke brand sebagai seorang content creator.

Kamu bisa memberikan price list dari bentuk pekerjaannya, atau pada jenis konten yang dibuat. Misalnya, per satu konten YouTube utuh, per satu posting Reels 40 detik, dan lainnya.

6. Melakukan Follow Up Kerjasama

Supaya hubunganmu dengan brand tetap kuat, jangan berhenti komunikasi setelah posting konten, ya. Sebagai nano influencer, penting juga buat follow up tentang performa postingan itu.

Misalnya, kamu bisa cek data analitik di akun kamu. Sementara itu, brand juga berbagi informasi soal peningkatan penjualan produk. Kalau bisa seperti ini, kamu jadi tahu apa yang sebaiknya ditingkatkan buat pekerjaan influencer marketing berikutnya.

Baca Juga: Cara Menjadi Influencer

Tipe-Tipe Nano Influencer

Semua tugas di atas perlu dilakukan oleh seorang nano influencer. Nah, sebenarnya ada berapa tipe nano influencer yang dikenal sih? Ini jawabannya:

1. Native Nano Influencer

Native nano influencer adalah jenis nano influencer yang besar secara organik. Artinya, mereka memulai semuanya dari nol, membangun konten di niche yang sangat spesifik dan berhasil membuat audiens tertarik.

Artinya, sebagian followernya memang bertambah karena value informasi yang diberikan di setiap kontennya.

Sebagai contoh, kamu seorang YouTuber yang rutin mereview gadget lawas. Daya tarik kontenmu ada pada perbandingan fitur dan harga yang saat ini setelah mengalami penurunan.

Meskipun terlihat monoton karena topik konten yang itu-itu saja, sebenarnya inilah kekuatan utama mereka dan alasan mengapa followers setia ke nano influencer ini.

2. Non-native Nano Influencer

Sebaliknya, non-native nano influencer adalah jenis nano influencer yang punya follower bukan semata karena dia membuat konten. Biasanya, nano influencer ini sudah dikenal orang. Bisa karena pekerjaannya atau keterlibatannya dalam suatu kegiatan.

Contohnya, kalau kamu seorang aktivis lingkungan yang sudah dikenal, lalu kamu memutuskan untuk membuat blog. Maka, peranmu sebagai seorang blogger bisa dianggap sebagai non-native nano influencer.

3. Platform-specific Nano Influencer

Platform-specific nano influencer adalah jenis nano influencer yang fokus di satu platform media sosial. Misalnya, Instagram atau TikTok.

Ada beberapa alasan jadi platform-specific nano influencer. Pertama, niche yang kamu tekuni memang cocoknya di satu platform. Misalnya, kalo kamu blogger, platform yang paling pas tentunya X daripada TikTok atau Twitch.

Kedua, jenis konten kamu yang unik, didukung sama fitur salah satu platform yang belum ada di platform lain. Contohnya, adalah konten reaksi lucu dari Khaby Lame yang pake fitur Stitch.

Meskipun seakan lingkupnya terbatas, jenis nano influencer ini biasanya punya pengikut setia.

4. Multi-platform Nano Influencer

Sesuai namanya, multi-platform nano influencer adalah jenis nano influencer yang posting konten di banyak platform media sosial. Tak heran kalau jangkauan audiensnya jadi lebih luas.

Biasanya, nano influencer bisa melakukannya adalah yang ada niche di kecantikan, kebugaran, atau travel vlog.

Misalnya, nano influencer ini bisa pakai YouTube buat posting video review spot wisata tertentu. Trus, di Instagram, dia posting foto artistik lokasi tersebut. Lalu, di TikTok, dia pamer video seru-seruan kegiatan wisata di lokasi itu.

5. Purpose-driven Nano Influencer

Ini tipe nano influencer yang unik dan jumlahnya tentu belum terlalu banyak. Sebagai purpose-driven nano influencer fokus kamu ada pada misi yang ingin dicapai, bukan tentang kontennya.

Ibaratnya, postingan di media sosial cuma sarana buat menyebarkan visi dan misi yang kamu pegang. Misalnya tentang kelestarian lingkungan, gaya hidup vegetarian, dan lainnya.

Kalau kamu masuk ke tipe nano influencer ini, akan cukup susah buat dapat kerjasama dari brand. Tapi, begitu ada produk brand yang mendukung visi misi itu, nama kamu akan muncul lebih dulu.

Kelebihan dan Kekurangan Nano Influencer

Lantas, apa saja kelebihan dan kekurangan menjadi seorang nano influencer? Ini penjelasannya:

Kelebihan Nano Influencer

Kelebihan menjadi nano influencer adalah sebagai berikut:

1. Bisa Tetap Jadi Diri Sendiri

Nano influencer dikenal sebagai content creator dengan konten yang unik. Jadi, kalau ada brand yang mau kerjasama, mereka biasanya lebih fokus ke pesan yang mau disampaikan, bukan ribet soal detail ide kontennya.

Ini beda sama mega influencer atau macro influencer yang konsep promosinya cenderung lebih kaku. Dengan begitu,kreativitas content creator kadang harus dikorbankan. Bahkan, kadang content creator itu harus jadi sosok yang berbeda.

Misalnya, travel vlogger yang kerjasama sama brand transportasi, masih bebas untuk review berbagai hotel kapsul di banyak kota sesuai kontennya selama ini. Asalkan, perjalanan yang dilakukan menggunakan brand transportasi itu.

2. Rekomendasi Lebih Didengar

Kelebihan jadi nano influencer adalah kamu bisa berinteraksi langsung sama audiens. Ini membuat kamu punya hubungan yang kuat dengan mereka sebagai sebuah komunitas kecil.

Berkat engagement ini juga, rekomendasi yang kamu berikan umumnya akan didengar. Dan itulah salah satu alasan dari brand buat mengajak kerjasama promosi produk. Brand ingin bisa mengenalkan produk dengan efektif.

3. Masih Terjangkau Bagi Semua Brand

Bayangkan ada sebuah bisnis kecil yang punya produk fashion berkualitas tinggi. Bagaimana caranya buat promosi biar dapat hasil positif tapi biayanya terjangkau?

Kalau pakai baliho sebagai media promosi, cakupan audiensnya terbatas. Kalau kerjasama dengan influencer top, rate-nya sudah tinggi. Itulah kenapa, bisnis semacam ini akan menjatuhkah pilihan ke seorang nano influencer.

Itulah kenapa kamu tak perlu khawatir sama potensi pekerjaan nano influencer. Bahkan, ada data menyebutkan kalau 78% bisnis siap buat strategi marketing jasa nano influencer.

4. Bisa Tumbuh Bersama Brand

Kelebihan nano influencer lainnya adalah membuat kontenmu dilihat banyak orang karena kamu kerjasama sama brand yang sudah terkenal.

Biasanya brand seperti ini melakukan kampanye promosi dengan konten yang lebih original, bukan terkonsep secara kaku.

Nah, dalam postingan, baik itu berupa UGC atau sponsored post, kamu perlu melakukan tag ke akun brand itu dan sebaliknya, kan? Itulah yang bisa membuat audiens baru jadi tahu tentang kamu. Kalau mereka tertarik sama berbagai postingan kamu sebelumnya

Artinya, kamu bisa memperbanyak follower sambil melakukan kerjasama berbayar dan dapat uang dari konten itu.

5. Belajar dari Feedback Brand

Menjadi nano influencer bikin kamu bisa belajar sambil praktik (learning by doing). Kamu bisa mulai dengan ciri khas unikmu sendiri sambil beradaptasi dengan kebutuhan brand sebagai seorang profesional.

Pada saat akan membuat konten, brand bisa saja memberikan saran untuk cara review produk yang menarik. Atau, di akhir dari kerjasama, kamu akan dapat feedback dari brand tentang performa postingan.

Ini semua bisa jadi masukkan yang baik untuk memperbaiki kualitas konten kamu ke depan dan bagaimana memberikan review terbaik di kerjasama berikutnya.

Kekurangan Nano Influencer

Ini dia berbagai kekurangan menjadi nano influencer yang perlu kamu pertimbangkan:

1. Potensi Penghasilan Terbatas

Postingan kamu boleh istimewa, tapi kamu tetap akan mendapatkan kompensasi sesuai rate nano influencer. Artinya, secara penghasilan, dengan jumlah follower yang sedikit, potensi pendapatan yang kamu terima dari tiap kerjasama masih tergolong kecil.

Dunia influencer marketing, masih melihat jangkauan audiens dan engagement sebagai kunci keberhasilan. Kualitas konten belum menjadi faktor yang menentukan besarnya fee.

Itulah kenapa penting untuk bisa terus membangun audiens lebih besar untuk terus menjadi influencer profesional.

2. Jenis Kerjasama Terbatas

Sebagai nano influencer, akan jarang sekali kesempatan buat jadi brand ambassador atau dapat kerjasama jangka panjang. Jadi, kamu harus terus aktif mencari kesempatan sendiri lewat pitch dan sejenisnya.

Brand lebih suka influencer dengan follower yang banyak untuk membangun branding lewat kerjasama yang lama. Sebagai nano influencer, kamu perlu upaya ekstra buat bisa meyakinkan brand tentang nilai unik yang bisa kamu tawarkan sesuai follower yang kamu punya.

3. Risiko Kehilangan Follower

Daya tarik content creator di niche spesifik adalah kontennya yang unik dan relevan buat follower. Nah, pas kamu terjun jadi nano influencer, bisa muncul anggapan kontenmu cuma buat “jualan” dan bukan review jujur.

Ini cukup berisiko bagi kredibilitas di niche yang kamu bangun. Beberapa follower bisa merasa kecewa atau pergi kalau kamu mulai melakukan sponsor post kerjasama dengan brand.

Meskipun pendapatan sebagai profesional itu penting, kemampuan buat menjaga follower juga tidak bisa diabaikan. Dilema seperti ini relatif tidak terjadi pada mega influencer dan lainnya.

4. Selalu Dibandingkan dengan Follower Lebih Banyak

Nano influencer punya follower paling sedikit. Tak bisa dipungkiri kalau brand akan terus membandingkan potensi keberhasilan promosimu dengan tipe influencer di atasnya.

Kalau tidak disikapi dengan baik, kamu bisa patah semangat buat terus konsisten sebagai nano influencer profesional. Belum lagi kalau pertumbuhan kamu lambat meskipun berbagai cara menambah follower sudah kamu lakukan.

Sudah Tahu Apa Itu Nano Influencer?

Ada banyak jenis influencer, dan nano influencer adalah salah satunya. Nano influencer punya 10.000 follower dan dikenal dengan engagement rate tinggi serta rate yang terjangkau buat hampir semua brand.

Tugas nano influencer cukup banyak. Jadi, sebagai content creator, kamu bisa pertimbangkan kembali kalau mau jadi nano influencer dengan konten kerenmu dan reputasi yang kamu bangun.

Oh ya, jadi influencer bukan satu-satunya jalan buat dapat penghasilan dari konten kamu, kok. Ada banyak cara lain seperti dari iklan, penjualan produk, dan lainnya.

Menariknya, kamu bukan cuma bisa melakukannya dari platform media sosial seperti TikTok atau Instagram, tapi juga platform membership seperti Gank.

Di Gank, kamu bisa gabung gratis. Setelah itu, bisa langsung merancang strategi buat mendapatkan uang dari langganan konten eksklusif, donasi dan lainnya. Tertarik mencoba?

Share.

Leave A Reply

Gank is a content membership platform that helps content creators accept donations, sell goods and services, and manage memberships at 0% platform fees.

© 2024 ALL RIGHTS RESERVED by Gank.
Exit mobile version