Influencer memang jadi pionir gaya hidup dan tren yang banyak diikuti orang. Semakin banyak pengikut, semakin besar juga pengaruhnya. Banyak di antara mereka bahkan mematok harga yang sangat tinggi hanya berdasarkan jumlah pengikut yang mereka miliki. Padahal kesuksesan digital campaign tidak melulu ditentukan jumlah followers.

Supaya tidak salah memilih influencer, kamu sebaiknya mengenal jenis-jenisnya. Secara keseluruhan terdapat macro influencer dan micro influencer. Apa saja sih perbedaan dua kategori ini? Mengetahui perbedaan kedua kategori influencer ini sangat berhubungan dengan kesuksesan marketing campaign sebuah bisnis, lho.

Yuk, kenalan lebih jauh dengan micro influencer dan macro influencer!

Apa Itu Micro Influencer?

Micro influencer adalah influencer yang memiliki jumlah pengikut yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan macro influencer, biasanya berkisar antara 1.000 hingga 100.000 pengikut. Meski jumlah pengikutnya terbilang tidak terlalu banyak, micro influencer sering kali memiliki tingkat keterlibatan (engagement rate) yang tinggi dari audiens mereka.

Apa yang Membuat Micro Influencer Spesial?

  1. Koneksi Pribadi yang Kuat: Micro influencer cenderung membangun hubungan yang lebih pribadi dan otentik dengan pengikut mereka. Karena ukuran audiens yang lebih kecil, mereka bisa interaksi lebih intens dan responsif terhadap komentar atau pertanyaan.
  2. Fokus pada Niche Tertentu: Mereka sering kali fokus pada niche atau topik tertentu, seperti makanan, mode, kebugaran, atau teknologi. Hal ini membuat konten yang mereka buat sangat relevan dan menarik bagi pengikut mereka yang memang tertarik pada topik tersebut.
  3. Kepercayaan dan Kredibilitas: Karena interaksi yang erat dan konten yang relevan, pengikut micro influencer cenderung mempercayai rekomendasi dan opini mereka. Hal ini membuat micro influencer menjadi pilihan yang efektif untuk kampanye-kampanye yang membutuhkan kepercayaan tinggi, seperti produk kesehatan atau perawatan kulit.
  4. Biaya yang Lebih Terjangkau: Berpartner dengan micro influencer biasanya lebih terjangkau dibandingkan dengan macro influencer. Hal ini membuka peluang bagi brand atau bisnis kecil hingga menengah untuk menggunakan influencer marketing sebagai bagian dari strategi pemasaran mereka.

Kekurangan Micro Influencer

Meskipun micro influencer memiliki banyak kelebihan, ada beberapa kekurangan atau tantangan yang mungkin dihadapi oleh merek ketika bekerja dengan mereka. Berikut ini adalah beberapa kekurangan spesifik dari micro influencer:

1. Jangkauan Terbatas

Salah satu kekurangan utama micro influencer adalah jumlah followers mereka yang relatif kecil. Ini berarti bahwa jangkauan mereka tidak sebesar macro influencer, sehingga kampanye mungkin tidak mencapai sebanyak orang dalam waktu singkat.

2. Variabilitas Kualitas Konten

Karena micro influencer seringkali adalah individu yang mungkin belum sepenuhnya profesional dalam pembuatan konten, kualitas dan konsistensi konten mereka bisa bervariasi. Merek mungkin perlu menginvestasikan lebih banyak waktu dalam membimbing dan memberikan arahan untuk memastikan konten yang dihasilkan sesuai dengan standar yang diinginkan.

3. Manajemen Skala

Ketika sebuah kampanye membutuhkan banyak micro influencer sekaligus untuk mencapai efek yang diinginkan, manajemen dan koordinasi bisa menjadi rumit dan memakan waktu. Merek mungkin perlu menggunakan lebih banyak sumber daya untuk mengelola komunikasi dan kerja sama dengan banyak influencer secara simultan.

4. Pengukuran ROI yang Lebih Sulit

Karena efek dari micro influencer sering lebih berfokus pada pembangunan hubungan jangka panjang dan keterlibatan daripada konversi langsung, mungkin lebih sulit untuk mengukur ROI (Return on Investment) dari kampanye yang melibatkan mereka. Perusahaan mungkin perlu mengembangkan metrik yang lebih canggih untuk memahami dampak sebenarnya.

5. Resiko Ketidakautentikan

Seiring dengan pertumbuhan popularitas mereka, beberapa micro influencer mungkin mulai mengadopsi praktik yang kurang autentik, seperti meningkatkan followers secara artifisial atau menggunakan engagement yang tidak organik, yang bisa merusak kredibilitas mereka.

6. Kurangnya Pengalaman Dengan Merek

Beberapa micro influencer mungkin belum memiliki pengalaman bekerja secara profesional dengan merek, yang bisa berarti mereka kurang memahami kebutuhan bisnis atau cara berkomunikasi dengan merek secara efektif.

Apa Itu Macro Influencer?

Macro influencer adalah influencer yang memiliki jumlah pengikut yang lebih besar, biasanya antara 100.000 hingga 1 juta pengikut di platform media sosial. Mereka sering kali dianggap sebagai selebritas di dunia digital atau memiliki popularitas yang setara dengan selebritas di bidang tertentu seperti mode, olahraga, atau hiburan.

Apa Kelebihan Macor Influencer?

Macro influencer memiliki beberapa keistimewaan yang membuat mereka pilihan yang menarik bagi brand besar atau kampanye yang ingin mendapat eksposur luas dengan cepat. Berikut beberapa hal yang membuat macro influencer spesial:

  1. Jangkauan Luas: Dengan ratusan ribu hingga jutaan pengikut, macro influencer bisa menjangkau audiens besar dalam satu postingan saja. Mereka bisa membantu brand menyebarluaskan pesan atau produk ke banyak orang secara efektif.
  2. Pengaruh Tinggi: Karena populeritas dan status mereka yang mirip selebriti, apa yang mereka katakan atau rekomendasikan sering kali memiliki pengaruh besar terhadap pengikutnya. Hal ini membuat mereka alat pemasaran yang sangat kuat, terutama untuk meningkatkan kesadaran merek atau meluncurkan produk baru.
  3. Profesionalisme dan Pengalaman: Banyak macro influencer yang sudah bekerja dengan berbagai brand untuk menjadi brand ambassador mereka dan memiliki pengalaman dalam membuat konten yang menarik dan profesional. Mereka biasanya juga didukung oleh agen atau manajer yang membantu mengatur kolaborasi, sehingga proses kerja sama menjadi lebih lancar dan efisien.
  4. Kepercayaan dan Kredibilitas: Walaupun jumlah pengikut yang banyak bisa berarti tingkat keterlibatan yang lebih rendah dibandingkan dengan micro influencer, macro influencer tetap memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi di kalangan pengikutnya. Mereka sering dianggap sebagai ahli di bidangnya atau sebagai figur inspiratif yang opini dan gaya hidupnya dihargai dan diikuti.
  5. Kemampuan Menciptakan Tren: Macro influencer sering kali berada di garis depan tren dan bisa dengan cepat mempopulerkan produk atau konsep baru. Mereka memiliki kekuatan untuk mengubah sesuatu yang kurang dikenal menjadi populer dan diinginkan oleh publik luas.

Kekurangan Macro Influencer

Macro influencer, meski memiliki jangkauan luas dan pengaruh signifikan, juga datang dengan beberapa kekurangan yang harus dipertimbangkan oleh merek sebelum memutuskan untuk berkolaborasi. Berikut adalah kekurangan spesifik dari bekerja dengan macro influencer:

1. Biaya Tinggi

Salah satu kekurangan terbesar dari macro influencer adalah biaya untuk berkolaborasi dengan mereka yang cenderung sangat tinggi. Karena popularitas dan jangkauan mereka yang luas, mereka seringkali mematok harga premium untuk setiap postingan atau kampanye. Bagi merek dengan anggaran pemasaran yang terbatas, biaya ini bisa menjadi penghalang besar, mengurangi kemampuan mereka untuk mengalokasikan dana ke aktivitas pemasaran lainnya yang mungkin juga penting.

2. Engagement Lebih Rendah

Meskipun memiliki banyak pengikut, macro influencer sering kali mengalami tingkat keterlibatan yang lebih rendah dibandingkan dengan micro influencer. Ini karena pengikut mereka bisa terasa kurang terkoneksi secara pribadi, mengingat skala dan sifat umum konten yang diproduksi. Pengikut mungkin melihat interaksi dengan macro influencer sebagai kurang otentik atau pribadi, yang bisa berdampak pada efektivitas pesan pemasaran yang disampaikan.

3. Risiko Skandal atau Kontroversi

Bekerja dengan figur publik yang memiliki tingkat visibilitas tinggi juga membawa risiko tertentu. Macro influencer, karena profil publik mereka, lebih rentan terhadap skandal atau kontroversi yang bisa melekat pada merek yang bekerja sama dengan mereka. Satu insiden negatif yang melibatkan influencer bisa merusak reputasi merek secara cepat, dan dampaknya bisa sangat luas mengingat jumlah pengikut influencer tersebut.

4. Kurangnya Niche atau Spesialisasi

Macro influencer sering kali memiliki audiens yang sangat luas dan beragam, yang bisa menjadi kekurangan ketika merek mencoba menargetkan segmen pasar yang sangat spesifik. Kurangnya spesialisasi ini membuat mereka kurang ideal untuk kampanye yang membutuhkan pengetahuan mendalam atau keahlian khusus dalam suatu bidang tertentu, karena konten mereka cenderung lebih umum dan kurang terfokus.

5. Percakapan yang Kurang Otentik

Dengan basis pengikut yang besar, sering kali sulit bagi macro influencer untuk menjaga tingkat percakapan dan interaksi yang otentik. Komunikasi dengan pengikut mereka mungkin terasa lebih umum dan kurang personal, yang bisa mengurangi dampak emosional dari kampanye pemasaran. Pengikut mungkin merasa bahwa mereka hanya salah satu dari jutaan, dan tidak merasa ada hubungan pribadi yang kuat dengan influencer.

6. Kemungkinan Kurang Fleksibel

Mengingat jadwal yang padat dan banyaknya permintaan, macro influencer mungkin juga menunjukkan kurangnya fleksibilitas dalam hal waktu dan negosiasi. Hal ini bisa menjadi tantangan bagi merek yang membutuhkan adaptasi cepat atau memiliki kebutuhan spesifik yang harus segera ditanggapi.

Perbedaan Micro Influencer vs Macro Influencer

Untuk memudahkanmu mengerti lebih detail tentang perbedaan keduanya, berikut adalah tabel yang membandingkan secara spesifik antara micro influencer dan macro influencer:

AspekMicro InfluencerMacro Influencer
Jumlah FollowersBiasanya memiliki antara 1.000 hingga 100.000 followers.Mempunyai followers dari 100.000 hingga lebih dari 1 juta.
Keterlibatan (Engagement)Tingkat keterlibatan yang tinggi; interaksi yang lebih pribadi dan autentik dengan pengikut.Keterlibatan bisa lebih rendah per pengikut, tetapi total jumlah interaksi bisa sangat besar.
KepercayaanTingkat kepercayaan yang tinggi karena hubungan pribadi dan autentik dengan pengikut.Kepercayaan bervariasi, terkadang lebih fokus pada ketenaran daripada hubungan pribadi.
Niche/SpesialisasiSering kali fokus pada niche tertentu, membuat mereka ideal untuk produk atau layanan spesifik.Biasanya memiliki cakupan yang lebih luas dan bisa menarik berbagai jenis audiens.
Biaya KolaborasiBiaya untuk berkolaborasi cenderung lebih rendah.Biaya lebih tinggi karena jangkauan yang lebih luas dan status selebriti.
EfektivitasEfektif untuk kampanye yang bertujuan membangun kepercayaan dan loyalitas merek.Efektif untuk kampanye yang bertujuan meningkatkan kesadaran merek secara cepat dan luas.
Target PasarEfektif untuk target pasar yang lebih spesifik atau niche.Cocok untuk pasar yang lebih luas dan beragam.
Jenis MerekCocok untuk merek kecil hingga menengah atau yang memiliki produk khusus.Ideal untuk merek besar yang menginginkan eksposur tinggi atau ingin menguatkan citra mereka.
Hasil Jangka PanjangMemungkinkan pembangunan hubungan jangka panjang antara merek dengan komunitas tertarget.Efeknya cenderung lebih cepat dan dramatis, tetapi mungkin tidak selalu mendukung loyalitas jangka panjang.

Kapan memilih diantara keduanya?

Sekarang, kamu tahu perbedaan antara micro influencer dan macro influencer. Lalu, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah kapan atau kondisi seperti apa kita sebaiknya memilih diantara keduanya?

Dalam dunia pemasaran digital, memilih antara micro dan macro influencer sangat tergantung pada tujuan, target audiens, dan sifat dari kampanye yang ingin diluncurkan. Berikut adalah contoh kondisi spesifik yang menentukan kapan sebaiknya menggunakan micro atau macro influencer:

Kondisi yang Cocok untuk Menggunakan Micro Influencer

  1. Kampanye Niche atau Target Spesifik: Ketika sebuah merek ingin menargetkan audiens tertentu yang memiliki minat atau kebutuhan sangat spesifik, micro influencer adalah pilihan yang tepat. Mereka sering kali memiliki pengaruh kuat dalam niche tertentu seperti veganisme, gaming, kecantikan alami, atau hobi tertentu, yang memungkinkan pesan merek menjangkau audiens yang sangat terlibat dan berminat.
  2. Keterlibatan Audiens yang Tinggi: Jika tujuan kampanye adalah untuk menciptakan interaksi yang kuat dan otentik, micro influencer bisa lebih efektif karena mereka biasanya memiliki hubungan yang lebih dekat dan pribadi dengan pengikut mereka. Pengikut mereka cenderung lebih percaya dan terlibat dengan apa yang mereka promosikan.
  3. Anggaran Terbatas: Bagi perusahaan atau startup dengan anggaran pemasaran yang lebih kecil, micro influencer menyediakan alternatif yang lebih terjangkau tanpa mengorbankan kualitas engagement. Biaya kolaborasi dengan mereka umumnya lebih rendah, namun bisa menghasilkan ROI yang sangat baik.
  4. Kampanye Lokal atau Komunitas: Saat fokus pada pemasaran lokal atau ingin menyentuh komunitas tertentu, micro influencer yang berada di area atau memiliki pengaruh dalam komunitas tersebut dapat menjadi sangat berharga. Mereka bisa membantu merek resonansi lebih dalam secara lokal.

Kondisi yang Cocok untuk Menggunakan Macro Influencer

  1. Meningkatkan Kesadaran Merek secara Luas: Ketika tujuan utama adalah meningkatkan awareness atau pengenalan merek di pasar yang lebih luas, macro influencer dengan jangkauan besar mereka adalah pilihan ideal. Mereka bisa membantu memperkenalkan produk atau layanan kepada jutaan orang dalam waktu yang singkat.
  2. Peluncuran Produk Baru: Untuk peluncuran produk baru, khususnya yang ingin menjangkau banyak orang sekaligus, macro influencer bisa menciptakan buzz besar dan membuat orang banyak berbicara tentang produk tersebut. Kekuatan mereka dalam menciptakan tren bisa sangat berharga.
  3. Membangun Kredibilitas dengan Cepat: Kerjasama dengan macro influencer yang sudah terkenal dan dipercaya banyak orang bisa meningkatkan kredibilitas merek dengan cepat. Kepercayaan yang telah mereka bangun dengan pengikut mereka dapat berimbas positif kepada merek yang mereka dukung.
  4. Kampanye yang Membutuhkan Jangkauan Internasional: Jika merek ingin menjangkau pasar internasional atau berbagai kalangan dari berbagai demografi, macro influencer dengan pengikut global mereka bisa sangat efektif. Mereka bisa membantu menyampaikan pesan merek ke berbagai sudut dunia.

Pilih yang Mana Buat Iklan Kamu?

Sekarang, kamu tahu perbedaan antara micro influencer dan macro influencer. Lalu, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah kapan atau kondisi seperti apa kita sebaiknya memilih diantara keduanya?

Memilih antara micro atau macro influencer untuk iklan kamu memang gak bisa asal pilih. Ada beberapa pertimbangan penting yang harus kamu pikirkan sebelum menentukan jenis influencer mana yang paling cocok dengan kebutuhan kampanye kamu. Berikut ini adalah beberapa pertimbangan dan tips simpel yang bisa membantu kamu membuat keputusan yang tepat:

Pertimbangan dalam Memilih Influencer

  1. Tujuan Kampanye:
    • Apakah kamu ingin meningkatkan awareness merek secara cepat dan luas? Jika iya, macro influencer dengan jumlah followers besar mungkin lebih cocok.
    • Apakah kamu ingin mendapatkan engagement yang tinggi dan feedback yang berarti dari komunitas tertentu? Micro influencer dengan audiens niche bisa jadi pilihan yang lebih efektif.
  2. Target Audiens:
    • Kenali siapa target audiens kamu dan influencer jenis apa yang mereka ikuti. Micro influencer sering kali lebih resonan dengan target yang lebih spesifik, sedangkan macro influencer bagus untuk audiens yang lebih luas dan variatif.
  3. Anggaran Kampanye:
    • Anggaran adalah salah satu faktor utama dalam pemilihan influencer. Micro influencer umumnya lebih terjangkau, sehingga cocok untuk brand atau startup dengan budget yang lebih kecil.
    • Pertimbangkan ROI yang diharapkan. Kadang menginvestasikan lebih banyak pada macro influencer bisa membuahkan hasil yang jauh lebih besar untuk produk atau jasa tertentu.
  4. Kredibilitas dan Reputasi Influencer:
    • Periksa keaslian followers dan tingkat interaksi mereka. Influencer dengan banyak followers palsu mungkin tidak memberikan hasil yang kamu harapkan.
    • Cek rekam jejak kolaborasi sebelumnya. Influencer dengan kolaborasi sukses di masa lalu mungkin lebih mungkin untuk mengulangi kesuksesan itu dengan brand kamu.
  5. Cocok dengan Brand:
    • Pastikan bahwa persona dan gaya influencer sesuai dengan citra merek kamu. Keselarasan ini penting untuk memastikan bahwa pesan brand disampaikan dengan cara yang autentik.

Tips Memilih Influencer Sesuai Kebutuhan dan Budget

  1. Lakukan Riset Mendalam:
    • Gunakan tools seperti BuzzSumo, HypeAuditor, atau bahkan Instagram Insights untuk menganalisis data demografi, tingkat engagement, dan keaslian pengikut influencer.
  2. Interview atau Komunikasi Prakolaborasi:
    • Sebelum menandatangani kontrak, lakukan wawancara dengan calon influencer. Ini bisa membantu kamu mendapatkan gambaran tentang seberapa baik mereka memahami brand dan ekspektasi kamu.
  3. Mulai dengan Proyek Kecil:
    • Sebelum melakukan investasi besar, coba mulai dengan proyek kecil atau kerjasama jangka pendek untuk melihat bagaimana kinerja mereka dan seberapa baik hasilnya terhadap brand kamu.
  4. Manfaatkan Platform Influencer:
  5. Evaluasi dan Sesuaikan:
    • Selalu ukur kesuksesan setiap kampanye dan siap untuk menyesuaikan strategi jika perlu. Tidak ada formula tetap dalam influencer marketing, jadi fleksibilitas adalah kunci.

Contoh Pemilihan Influencer yang Tepat

Berikut adalah beberapa contoh kondisi nyata atau bisnis tertentu yang cocok untuk menggunakan micro atau macro influencer:

  1. Brand yang baru memulai (Startup):
    • Micro Influencer: Cocok untuk startup yang fokus pada niche tertentu seperti produk kecantikan organik atau fesyen etis. Micro influencer dapat membantu menyebarkan pesan brand secara autentik dan mendalam kepada audiens yang sangat spesifik.
    • Macro Influencer: Kurang ideal karena biaya yang tinggi mungkin tidak sesuai dengan budget startup yang terbatas.
  2. Perusahaan besar dengan produk massal:
    • Macro Influencer: Sangat efektif untuk perusahaan seperti Coca-Cola atau Samsung yang ingin menjangkau audiens besar secara global dan meningkatkan awareness secara cepat.
    • Micro Influencer: Mungkin masih digunakan untuk kampanye tertarget dalam skala lebih kecil atau untuk menciptakan interaksi yang lebih pribadi dengan segmen pasar tertentu.
  3. Peluncuran produk teknologi terbaru:
    • Macro Influencer: Cocok untuk peluncuran produk besar seperti iPhone terbaru, di mana brand ingin menciptakan buzz yang besar dan menarik perhatian media.
    • Micro Influencer: Efektif untuk mengulas fitur spesifik atau menyasar hobi tertentu seperti gaming atau fotografi, membantu menjelaskan produk ke komunitas yang sangat tertarik.
  4. Brand fashion lokal:
    • Micro Influencer: Ideal untuk brand fashion lokal yang ingin membangun citra autentik dan terkoneksi dengan komunitas lokal. Mereka bisa membantu menciptakan citra yang relatable dan mendukung pertumbuhan organik.
    • Macro Influencer: Kurang efektif karena mungkin tidak memiliki resonansi yang sama dengan nilai-nilai lokal dan komunitas.
  5. Kampanye kesadaran kesehatan publik:
    • Macro Influencer: Sangat cocok untuk menyebarkan pesan penting secara luas, seperti kampanye anti-rokok atau vaksinasi, dimana tujuannya adalah menjangkau sebanyak mungkin orang.
    • Micro Influencer: Bisa digunakan untuk dialog yang lebih mendalam dengan kelompok tertentu, misalnya remaja atau komunitas kecil, untuk mendiskusikan topik sensitif lebih lanjut.

Dengan menyesuaikan pemilihan influencer berdasarkan kebutuhan spesifik bisnis atau kampanye, kamu dapat mengoptimalkan efektivitas pemasaran digital dan mencapai tujuan brand dengan lebih efisien.

Memaksimalkan Potensi Kedua Tipe Influencer!

Baik itu micro influencer dengan pendekatan yang lebih personal dan autentik, atau macro influencer dengan jangkauan luas dan kemampuan menciptakan buzz besar, setiap pilihan memiliki kekuatan dan keunikan tersendiri. Ingat, keputusan harus didasarkan pada tujuan kampanye, target audiens, dan tentu saja, budget yang tersedia.

Dengan memahami perbedaan dan keunggulan masing-masing, kamu bisa lebih strategis dalam merencanakan dan melaksanakan inisiatif pemasaran yang tidak hanya mencapai, tapi juga melebihi ekspektasi. Selamat berinovasi dan mencapai kesuksesan dengan influencer yang paling resonan dengan merek kamu!

FAQ

Mengapa banyak brand memilih macro influencer untuk kampanye mereka?

Banyak brand memilih macro influencer karena kemampuan mereka untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan menciptakan kesadaran brand dengan cepat.

Bagaimana sebuah brand kecil bisa memanfaatkan micro influencer secara efektif?

Brand kecil bisa memanfaatkan micro influencer dengan menggandeng mereka untuk kampanye yang lebih terfokus dan personal, yang dapat lebih resonan dengan audiens niche mereka.

Apa perbedaan utama antara KOL dan konten kreator dalam konteks influencer marketing?

KOL biasanya adalah ahli atau memiliki pengaruh besar dalam industri tertentu dan sering kali mengandalkan pengetahuan atau kredibilitas profesional mereka, sedangkan konten kreator lebih fokus pada pembuatan dan penerbitan konten yang menarik dan inovatif.

Share.

Leave A Reply

Gank is a content membership platform that helps content creators accept donations, sell goods and services, and manage memberships at 0% platform fees.

© 2024 ALL RIGHTS RESERVED by Gank.
Exit mobile version