Ini serius. Jangan beranggapan konten keren kamu pasti langsung masuk FYP. Kamu harus tahu dulu algoritma TikTok yang baru.
Jadi, waktu berjam-jam yang kamu pakai buat bikin konten bisa saja kurang kasih hasil terbaik, kalau kamu belum tahu cara kerja algoritma TikTok.
Dan itulah kenapa kamu perlu baca artikel ini sampai tuntas. Mau kan videomu banyak yang tonton karena viral dan follower kamu juga bertambah?
Apa itu Algoritma TikTok?
Algoritma TikTok adalah sistem rekomendasi konten yang dibuat sama TikTok buat penggunannya.
Dengan algoritma ini, TikTok jadi lebih gampang buat memberikan video yang paling pas sama pengguna dari lokasi, jenis konten, histori tontonan, dan pertimbangan lain secara otomatis.
Makanya, di algoritma TikTok, ada yang namanya interest graph sama user interaction. Jadi, personalisasi konten beneran diperhatikan.
Nah, dari rekomendasi itu, biasanya audiens akan lihat daftar video terbaru atau yang lagi hits di halaman FYP alias For You Page.
Dan jangan salah, semua sistem rekomendasi konten itu tak pakai kurator manual. Di dalam sistemnya, ada kecerdasan buatan yang mempelajari kebiasaan pengguna.
Di platform lain seperti YouTube atau Instagram, itu juga berlaku. Bedanya, rekomendasi TikTok bukan cuma fokus sama akun yang kamu follow, tapi kebanyakan malah dari konten viral.
Pendekatan discovery-first inilah yang membuat video di TikTok sering cepat viral padahal follower dari kreator kontennya mungkin baru sedikit.
Nah, sebagai content creator, kamu harus paham sama cara kerja algoritma TikTok ini. Soalnya, kalau salah strategi, pasti kamu akan bingung: “Kenapa video TikTok ku ga ada yang nonton, ya?”
Baca Juga:
Cara Kerja Algoritma TikTok
Singkatnya, cara kerja algoritma TikTok itu dimulai dari analisa video baru. Lalu, ujicoba ke audiens kecil. Kalau ditonton sampai habis, diberikan ke audiens lebih besar dan begitu terus.
Itu juga alasan content creator seperti Irfan Ghafur yang punya ide “nyempil” di antara orang-orang terkenal bisa jadi viral dan menang Rising Creator of the Year di 2025.
Ini cara kerja algoritma TikTok secara lebih teknis:
1. Pengenalan Audiens
Pas kamu pakai aplikasi TikTok, bahkan begitu login pakai akun Google, TikTok akan coba buat kenali siap kamu, kesukaan atau kebiasaan kamu.
Lingkup pertemanan, video yang kamu tonton, video yang kamu bagikan, sampai jam berapa kamu asyik nonton konten atau buka aplikasi.
Semua itu jadi data yang TikTok simpan, biar nanti mereka bisa kasih rekomendasi konten terbaik buat FYP kamu.
2. Cek Konten Baru
Tiap kamu posting konten baru, TikTok “tahu”. Dan secara otomatis, ada AI yang kerja buat menganalisa video itu. Tentunya, dari meta data dan informasi konten.
Nah, tugas AI itu jadi lebih gampang dan cepat kalau konten kamu itu ada hashtag, caption sama sound yang dikenal sama TikTok.
Nantinya semua info di video itu akan dicocokkin sama data TikTok soal audiens mereka di tahap satu tadi. Kecocokan dan pemberian informasi konten penting di tahap ini buat content creator.
3. Uji Coba Terbatas
TikTok beneran kesempatan awal buat video baru. Dan cold start ini bagian dari cara kerja algoritma mereka.
Video kamu akan dicoba ditampilkan di FYP orang yang suka kuliner kalau kamu pakai hashtag #foodie atau #makanenak. Atau ditampilkan ke audiens Indonesia sesuai lokasi kamu.
Jumlahnya terserah TikTok. Tapi biasanya video kamu dicoba dulu ke 200-500 orang buat tahu orang suka atau tidak.
Buat apa dijadikan FYP semua orang kalau yang di sedikit audiens saja masih banyak yang skip?
4. Ujicoba Audiens Lebih Luas
Video akan coba disebarkan ke lebih banyak orang. Mulai dari 500, terus 1000, sampai 5000 dan 10.000 orang.
Tentunya video yang lolos saringan awal dengan completion rate mulai 100% atau minimal 75%.
Nah, di tahap ini, TikTok juga akan melihat, ada yang nge-share atau komen tidak. Gampangnya, TikTok bantu sebarkan video, tapi audiens juga bisa bantu menyebarkan lagi.
5. Potensi Viral Global
Makin banyak yang nonton, makin banyak yang nge-share, algoritma TikTok akan melihat kalau video kamu itu pantas buat makin banyak orang. Inilah status di mana kontenmu viral.
Dan bukan cuma di FYP Indonesia saja, tapi bisa juga merambah ke Asia Tenggara, Asia, bahkan sampai ke seluruh dunia.
Sinyal Utama Sistem Rekomendasi TikTok
Ini dia sinyal utama dari algoritma TikTok ketika memberikan rekomendasi konten pengguna:
- Interaksi Pengguna — Algoritma TikTok akan mencatat video apa saja yang kamu tonton, termasuk juga akun yang kamu follow. Plus, konten yang report.
- Data Video — TikTok akan baca caption, hashtag, gambar, dan sound yang kamu pakai. Algoritma akan pakai info ini buat proses matchmaking sama kesukaan audiens nantinya.
- Pengaturan Perangkat — Bahasa dan negara sering jadi acuan untuk rekomendasi video yang sesuai. Pengaturan bahasa Indonesia tentu akan menampilkan banyak konten dari Indonesia.
- Engagement Konten — Apakah video dilihat sampai habis, berapa kali di-replay, berapa banyak dapat interaksi jadi pertimbangan buat sistem rekomendasi TikTok.
- Skip Rate — Skip rate dan engagement rate di awal video dipromosikan setelah posting, jadi pertimbangan masuk FYP atau tidak. Ini bagian dari fase kedua cara kerja algoritma TikTok.
- Kategori Konten — TikTok akan tahu apakah video kamu itu cuma gambar sama musik, tulisan di layar, suara, atau percakapan. Ini akan jadi kategori konten yang disesuaikan sama audiens
- Pemahaman Konteks — Konten itu tujuannya edukasi, hiburan, atau promosi? Algoritma TikTok akan coba pahami. Jadi, bisa pas sama audiens, misalnya terkait jam nonton, follower, dan lainnya.
Algoritma TikTok Terbaru
Sudah tahu kan bagaimana cara kerja algoritma TikTok. Trus video kamu juga sudah keren. Nah, apakah berarti gampang buat terus masuk FYP? Jawabannya, belum tentu.
1. Shared Collections
Yup, ini bukan update algoritma TikTok. Shared Collections adalah fitur buat bikin video kamu kolaboratif. Tapi, algoritma pasti akan melihat potensi engagement konten di fitur ini. Kamu musti siap.
2. Nearby Feed
Siapa nih yang suka buat review kuliner keliling kota? Jangan lupa kasih tag lokasi di videomu, ya.
Soalnya, algoritma TikTok mulai lihat lokasi, topik, sama jam posting buat rekomendasi konten apa yang bakal muncul di FYP kamu. Siap-siap saja konten lokal akan makin sering muncul di FYP.
3. AI Content Control
Di TikTok, kamu boleh buat konten pakai AI. Tapi, audiens kamu sekarang dikasih pilihan soal konten AI. Ada slider buat atur seberapa banyak konten AI muncul di FYP mereka.
Nah, kalau kebanyakan kurang suka konten AI, dan konten kamu dibuat pakai AI, pasti ngaruh, kan? Reach atau view kamu bisa saja kurang maksimal. Algoritma TikTok ini perlu dicatat, ya.
4. Creator Conduct Scoring
Jadi content creator yang baik. Itu pesan TikTok yang mau disampaikan lewat algoritma ini. Kamu mesti patuh aturan dan rajin posting sebagai bagian dari komunitas TikTok.
Kalau catatanmu bagus, algoritman akan lebih gampang kasih lampu hijau buat konten-kontenmu.
5. TikTok Shop Priority
Adanya TikTok Shop sedikit banyak ikut mempengaruhi konten, terutama yang sifatnya promosi produk atau affiliate.
Video yang pakai fitur belanja TikTok sendiri lebih mudah buat dipromosikan, meskipun jualan pakai aplikasi lain masih dibolehkan.
6. Micro-Niche Distribution
Konten di niche tertentu lagi dilirik, nih. Ibaratnya, daripada buat konten gaming umum, kamu bisa dapat promosi reach yang lebih pas kalau kontennya khusus PUBG, Fortnite, atau genre tertentu.
Ini sepertinya terkait sama cara kerja TikTok di fase 2, yaitu pengelompokan dan kemudahan matchmaking, deh.
7. Quality-Based Engagement
Sekarang algoritma TikTok mulai lihat interaksi dari kualitas, bukan kuantitas. Mirip Instagram, ya? Like jadi berasa kurang greget dibanding komentar dan share yang lebih ada effort. Tapi benarkah?
8. 5 Hashtag Limit
Siapa nih yang suka asal kasih hashtag di konten TikTok cuma karena “masih nyambung”? Mulai dikurasi lagi ya sekarang. Soalnya, TikTok makin fokus sama hashtag yang relevan. Tujuannya, ya biar proses matchmaking-nya bisa lebih gampang, cepat, dan pas.
9. Well-Being Content Prioritization
TikTok mulai gencar nih buat promosi konten kesehatan atau topik positif lain. Dance masih ada. Prank dan Reaction masih banyak. Tapi, konten edukasi mulai dapat tempat lebih.
Jadi, kalau konten edukasi kamu sepi penonton awalnya, coba cek lagi. Dengan algoritma TikTok baru ini, apa saja yang berubah. Soalnya TikTok bukan lagi soal hiburan aja.
10. Educational Content Priority
Sudah tahu belum program Footnote di TikTok yang mirip Community Note di X? Nah, algoritma TikTok ini seakan menambah fungsinya.
Jadi, postingan yang ada kutipan, fakta, atau nilai edukasinya saat ini bisa lebih gampang FYP buat audiens tertentu.
11. Bulletin Board Authority
Bulletin Board? Ya, mirip-mirip sama Broadcast Channel di Instagram. Kamu bisa posting pesan yang nantinya diterima sama follower kamu.
Bulletin Boardnya memang cuma fitur. Tapi algoritma TikTok pasti kerja biar pengguna bisa dapat manfaat, kan? Salah satunya, nilai Authority dari akun itu.
12. Content Clustering
Buat kamu yang suka buat konten asal posting tanpa topik jelas, siap-siap saja kalau algoritma ini kurang mendukung kamu.
Intinya, content creator yang posting kontennya nyambung lebih mungkin direkomendasikan, dibanding yang random.
Contohnya, kamu posting review gadget jadul beberapa kali, baru pindah ke review tablet. Beda hasilnya kalau postingan itu terus diacak antar topik.
13. Content Scheduling
Ini algoritma TikTok lama tapi masih dipakai sepertinya. Dan itulah alasan kami mengulas jadwal FYP TikTok. Soalnya memang ada pengaturan di TikTok Studio soal jadwal posting ini.
Artinya, konsisten dan ketepatan waktu itu penting, selain dari kualitas konten itu sendiri.
Tips untuk Memanfaatkan Algoritma TikTok Terbaru
Dari semua informasi soal algoritma TikTok di atas, kira-kira apa tips terbaik biar kontenmu cepat viral?
- Posting secara rutin di waktu yang pas — TikTok menilai kontenmu di beberapa jam pertama. Posting pas audiens lagi online, paling pas buat dapat banyak interaksi. Ini jadi tanda konten kamu keren dan bisa dipromosikan lebih cepat.
- Mulai dengan Hook — Jangan bertele-tele. Rebut perhatian audiens di 3 detik pertama. Jangan sampai mereka skip. Bentuknya bisa hook suara, atau visual. Soalnya, makin tinggi skip rate, apalagi buat konten baru, bisa jadi masalah buat kamu.
- Fokus di Niche — TikTok sudah kasih perhatian ke konten yang spesifik. Jadi, kenapa ragu? Buat konten yang lebih relate sama audiens setia kamu di niche yang tak terlalu luas. Misalnya, cari ide konten TikTok khusus Closet Cosplay dibanding Cosplay umum.
- Jangan Serakah Hashtag — Sudah tak zaman lagi membombardir TikTok dengan banyak hashtag. Algoritma terbaru malah cuma minta maksimal lima. Jadi, pilih hashtag yang relevan.
- Hindari Kena Ban — Jangan main-main buat konten yang bisa memicu ban. Jaga reputasi sebagai content creator di TikTok biar tidak ditandai algoritma.
- Buat seri konten — Algoritma TikTok terbaru suka sama clustering, di mana beberapa video punya satu tema sama yang relevan sama audiens. Bisa berurutan, bisa juga dibuat berkala. Yang penting hindari posting konten yang terlalu random
- Pelajari SEO TikTok — Kebanyakan orang cuma scroll, tapi sekarang sudah banyak yang cari info di TikTok. Jadi, pakai kata kunci yang pas di caption atau video makin penting di algoritma TikTok terbaru.
Algoritma TikTok Adalah?
Algoritma TikTok seperti pedang bermata dua, ya? Kalau kamu jago memanfaatkannya, kontenmu bisa viral. Tapi kalau sebaliknya, malah bisa mentok di 200 views terus.
Untungnya, kamu sudah tahu beberapa pembaruan algoritma TikTok terbaru. Kamu bisa lebih percaya diri untuk mengunggah kontenmu di jam yang tepat dengan jenis konten yang tepat, kan?
Oh iya, jangan lupa kalau sudah punya banyak views dan pengikut, atur strategi monetisasi kontenmu. Bisa dari TikTok sendiri atau bergabung ke Gank dengan gratis.
Nantinya, kamu bisa langsung mendapatkan uang dari donasi fans, jualan merchs, atau membership dengan berbagai fitur buat content creator di dalamnya. Bagaimana, tertarik?
FAQ Algoritma TikTok
Mengapa views saya tiba-tiba berhenti di angka 200-an?
Ini terkait sama soal fase percobaan algoritma TikTok. Mungkin kontenmu sepi penonton di awal, makanya TikTok menganggap kurang bagus. Padahal bisa jadi kamu cuma salah jam upload saja.
Seberapa penting penggunaan Hashtag di tahun 2025?
Penting, tetapi fokus pada kualitas, bukan kuantitas. Algoritma TikTok menyarankan maksimal lima tagar yang relevan. Terlalu banyak tagar justru kurang fokus dan bisa salah audiens.
Apakah jumlah pengikut memengaruhi peluang masuk FYP?
Tentu, tetapi tidak otomatis. TikTok mengutamakan interaksi, kolaborasi, sama seberapa sering kamu posting. Jadi, akun yang pengikutnya sedikit pun bisa dapat jutaan views kalau prosesnya sesuai kerja algoritma.
Berapa lama durasi video TikTok agar FYP?
Sebenarnya, TikTok tak punya patokan durasi video yang kaku. Soalnya, audiens, kategori, sama cara orang berinteraksi sama konten itu beda-beda. Tapi, biasanya sih, video 15-60 detik itu oke.
