Saat bicara video on demand, banyak yang langsung kepikiran Netflix. Padahal, VOD adalah konsep yang juga dikenal content creator seperti YouTuber atau streamer.
Nah, apa itu VOD? Kamu bisa mengartikannya sebagai cara menonton konten secara streaming, tapi waktunya audiens yang tentukan.
Penasaran bagaimana VOD berjalan? Lalu, kenapa content creator seperti Mr. Beast, memilih pendekatan ini untuk jadi content creator top? Yuk, cek penjelasannya!
Apa Itu VOD?
VOD adalah singkatan dari Video on Demand. Nah, kalau bicara apa itu VOD Streaming, itu berarti cara menonton konten di mana penonton bisa melihatnya kapan saja mereka mau.

Jadi kalau kamu sedang melihat sebuah video yang ada di YouTube, maka itu bisa dianggap sebagai salah satu konten video on demand.
Nah, karena VOD itu artinya sesuai permintaan, cara menikmati kontennya juga bisa sesuai keinginan audiens. Makanya, di platform VOD akan ada tombol untuk play, pause, dan replay.
Selain itu, yang dimaksud apa itu VOD juga mencakup kemudahan untuk menikmati konten di berbagai perangkat yang disukai audiens, seperti laptop, ponsel, TV, dan lainnya.
Menariknya, konten video on demand itu seru karena mencakup berbagai niche, mulai dari gaming, vlog, vtube, tutorial, sampai edukasi umum.

Apalagi, platform VOD juga kian banyak, mulai dari yang sudah umum seperti YouTube dan Twitch, sampai MasterClass dan Udemy yang identik dengan konten edukasi.
Semua variasi itulah yang membuat industri VOD terus berkembang. Apalagi menjadi seorang content creator video on demand memiliki banyak keuntungan terutama dari segi monetisasi.
Bukan hanya dari sumber iklan ala YouTube, tak jarang konten VOD adalah jenis konten eksklusif untuk audiens tertentu dan tak ada di platform lain.
Perbedaan VOD, Live Streaming, dan Layanan On Demand
Sebenarnya, konten yang dinikmati di video on demand juga diakses melalui streaming. Jadi, apa sih beda VOD, live streaming dan layanan on demand?
1. Platform Yang Digunakan
Kalau bicara live streaming, ada beberapa platform yang bisa kamu pakai, seperti Twitch, Facebook Gaming, Kick, dan DLive.

Karena VOD adalah jenis konten yang populer, maka platform besar seperti YouTube, Vimeo, Dailymotion jadi pilihan banyak orang. Ada juga platform khusus seperti Masterclass atau TED.
Sementara itu, kalau bicara layanan VOD berlangganan, maka platform yang ada di Indonesia antara lain Netflix, Disney+, dan Vidio.
Baca Juga: Aplikasi Live Streaming
2. Pembuatan Konten
Perbedaan live streaming dan VOD adalah juga pada pembuatan kontennya.
Live streaming itu dibuat langsung pas audiens nonton. Jadi, kualitas kontennya bisa tak terduga karena bisa ada gangguan teknis di sisi video atau audio.
VOD melibatkan perencanaan untuk membuat konten. Kadang bahkan perlu beberapa take untuk satu sesi atau adegan. Jadi, dari segi kualitas, akan lebih oke karena ada proses editing.
3. Konsumsi Konten
Waktu nonton live streaming, audiens bisa lihat langsung apa yang dilakukan content creator. Semua interaksinya real-time dan jadi seru karena ada kesempatan buat komunikasi dua arah.
Konten VOD adalah video rekaman jadi tak ada interaksi dua arah langsung. Bahkan, audiens bisa bebas untuk stop, pause dan replay kapan saja mereka mau. Waktu nonton juga bebas.
4. Engagement Audiens
Kalau live streaming, kamu bisa interaksi langsung sama audiens. Bahkan, komunikasi jadi bagian dari sesi live itu. Banyak kok audiens nonton live streaming cuma buat berinteraksi.
Di sisi lain, konten VOD juga bisa dapat interaksi dari like, komentar, dan share. Tapi, interaksi ini tidak langsung dan tergantung sama pengaturan dari content creator itu.

5. Hak Milik Konten
Platform seperti Twitch cuma punya hak menyiarkan kontenmu. Jadi, kamulah pemilik konten live itu. Pun begitu, kalau ada pelanggaran, bisa-bisa kamu tidak bisa live lagi.
Seperti konten live streaming, semua konten VOD adalah milikmu. Yang penting, konten itu tidak melanggar hak cipta, ya. Kalau ada pelanggaran, YouTube bisa saja menghapus kontenmu.
6. Waktu Tayang Konten
Konten live streaming itu sementara. Jadi, ya kamu cuma bisa nonton pas sesi live. Kalau tidak dijadikan konten VOD, penonton tak bisa akses konten setelah sesi selesai.
Konten VOD adalah konten yang masa aktifnya lama karena tetap ada di platform setelah kamu upload. Asalkan kamu tidak melanggar aturan, seperti hak cipta atau kategori yang salah.
7. Pengelolaan Konten
Kamu bisa atur konten streaming sesuai dengan durasi, isi, atau format yang kamu mau. Kamu bisa live streaming 24 jam penuh atau menjadikannya konten VOD setelahnya.
VOD streaming biasanya unggul dari sisi kategori konten dibanding live stream. Pun begitu, durasi konten biasanya terbatas.
8. Akses ke Konten
Audiens biasanya menemukan konten livestream lewat tag LiveNow di profil video mereka. Saat diklik akan masuk ke sesi livestream yang berlangsung.
Konten VOD adalah konten yang sudah ada di platform. Jadi, bisa dicari pakai kata kunci atau dapat rekomendasi algoritma YouTube berdasarkan riwayat tontonan atau preferensi lain.
9. Opsi Monetisasi
Streaming dan VOD punya opsi monetisasi yang mirip. Live streaming sering dapat uang dari iklan, langganan, Virtual Gift, dan partnership.
Sementara itu konten VOD adalah jenis konten yang fleksibel untuk monetisasi. Misalnya, bisa lewat Google Adsense, channel membership, SuperThanks, afiliasi sampai jualan merchandise lewat platform seperti Gank.
Kenapa Harus Pakai VOD?
Dengan banyaknya jenis konten yang ada, kenapa sih harus pilih video on demand? Yuk, simak manfaat VOD yang perlu kamu tahu:
1. Audiens Konten Lebih Luas
Salah satu tantangan besar konten online itu perbedaan zona waktu audiens. Jadi, kalau kamu live streaming, cuma audiens yang ada di waktu yang pas yang bisa nonton.

Nah, VOD adalah solusi karena kontenmu bisa diakses kapan saja. Jadi, kamu bisa menjangkau lebih banyak orang, termasuk audiens global.
2. Kualitas Konten Lebih Terjamin
Yang membuat unggul VOD adalah kamu bisa edit video sebelum diposting. Kamu bisa potong bagian yang kurang oke, tambah efek tertentu, atau masukkan musik.
Semuanya membuat kontenmu jadi lebih menarik dan kelihatan profesional meskipun ada beberapa VOD yang berasal dari rekaman live streaming.
3. Konten Bisa Diakses Lama
Konten live streaming cuma bisa ditonton saat itu juga. Kalaupun dijadikan rekaman, paling lama itu 7 hari di Twitch. Kalau mau lebih lama lagi, kamu harus jadi Twitch Partner dulu.

Beda jauh sama konten VOD. Katakanlah kamu upload video ke YouTube. Bisa berapa lama tersimpan? Salah satu video terlama di YouTube, “Me at the Zoo,” usianya lebih dari 19 tahun.
4. Opsi Monetisasi Lebih Banyak
VOD adalah jenis konten yang memberi lebih banyak cara untuk menghasilkan uang dibandingkan streaming biasa. Kamu bisa menggunakan Google Adsense, tetapi ada juga pilihan lain seperti afiliasi dan menjual produk langsung lewat YouTube Shop, meski fitur ini belum aktif di Indonesia.
VOD adalah jenis konten yang punya banyak opsi monetisasi dibanding streaming biasa. Kamu bisa pakai Google Adsense di awal, tapi ada opsi lain seperti afiliasi, subscription atau donasi.
Itupun kamu masih bisa memanfaatkan monetisasi berupa membership atau jualan merchandise melalui platform seperti Gank.
5. Data Insights Cukup Lengkap
Kalau kamu mau membuat konten terbaik sebagai content creator, mulai dengan video on demand bisa jadi langkah yang oke. Kenapa begitu?
Platform seperti YouTube, kamu kasih data tentang audiens. Kamu jadi tahu demografi mereka, watch time, asal mereka, dan bagian mana dari video yang paling menarik.
Informasi ini berharga buat mengembangkan kontenmu lebih lanjut.
6. Konten VOD Bisa Lebih Kreatif
Konten streaming banyak yang kreatif, meskipun sifatnya spontan karena ada interaksi audiens langsung di dalamnya.
Konten VOD tak kalah menuntut kreativitas kamu pas ngontent. Kamu bisa mulai dengan planning, perekaman, edit, dan pemilihan waktu terbaik untuk posting.
Intinya, VOD adalah jenis konten yang paling menuntut keterampilanmu sebagai content creator terutama bagi pemula.
7. Pengalaman Melihat Konten Lebih Personal
Kalau kamu seorang content creator di niche edukasi, VOD adalah pilihan yang recommended. Walaupun bisa live juga, tapi VOD lebih seru buat audiens.
Buktinya banyak konten edukasi dan tutorial bisa kamu temukan di platform umum seperti YouTube, Facebook, tapi banyak juga yang di platform khusus seperti MasterClass.
Itu karena kemudahan akses karena audiens bisa pause, reply, bahkan mengatur kecepatan video sesuai kebutuhan mereka.
8. Mudah Diakses
Inilah kelebihan VOD yang bisa dirasakan karena jaringan internet makin cepat. Dulu, kamu harus download video dulu sebelum bisa nonton di laptop atau ponsel.
Sekarang, dengan kecepatan internet di Indonesia yang bagus, tak perlu membuat penyimpananmu penuh. Cukup tonton konten secara streaming dari perangkat apa pun.
Jenis-jenis VOD
Setelah tahu apa itu VOD, pasti kamu penasaran kan sama beberapa jenis VOD yang ada?
1. VOD Gratis
Seperti namanya, VOD ini gratis. Kontennya biasanya di-upload di platform populer seperti YouTube.
Nah, karena tak ada biaya khusus, semua orang bisa nonton dan membuatnya jadi konten yang banyak views.
2. Ad-Supported Video on Demand (AVOD)
Konten gratis di YouTube bisa menjadi jenis VOD yang beda kalau ada iklan yang menjadikannya sumber pendapatan bagi content creator.
YouTube dan Twitch adalah platform populer buat AVOD. Iklan bisa muncul otomatis, tetapi content creator baru akan dapat bagi hasil dari iklan kalau mereka mengaktifkan Google Ads.
3. Transactional Video on Demand (TVOD)
Sesuai namanya, Transactional VOD adalah konten video yang mengharuskan kamu bayar dulu sebelum nonton. Biasanya, kamu cuma perlu beli sekali dan tentunya kontennya eksklusif.
Banyak content creator yang pakai jenis VOD ini, selain dari konten VOD gratis atau AVOD di YouTube. Contohnya, konten dari Raditya Dika yang judulnya: Cerita Sebelku.

4. Subscription Video on Demand (SVOD)
Kalau bukan cuma satu konten, tapi sudah jadi serial atau playlist, itu namanya SVOD, atau Subscription Video on Demand.
Ini termasuk jenis VOD berdasarkan monetisasinya. Di YouTube, kamu bisa aktifkan langganan buat dapat pembayaran bulanan dari konten video on demand kamu.
5. Pre-recorded VOD
Ini merupakan jenis VOD yang dibuat sesuai dengan namanya. Jadi konten videonya sudah direkam dan diedit dulu sesuai kualitas yang diinginkan, baru di-upload ke platform video sebagai konten on demand.
6. Live Stream Archives
Sebaliknya, ada konten dari live streaming yang sudah berakhir dan diubah jadi video rekaman. Kamu bisa merekamnya sendiri atau pakai layanan dari platform yang kamu gunakan.
Misalnya, di Facebook Live kamu buat konten gaming. Setelah sesi selesai, kamu akan dapat rekaman videonya. Video ini akan disimpan selama 30 hari, dan kamu bisa download buat direpurpos jadi konten lain buat YouTube, TikTok, dan lainnya.
7. Premiere
Kamu pasti sudah sering dengar tentang Premiere di YouTube, kan? Ini juga ada di platform VOD lainnya. Intinya, kamu menggabungkan video rekaman dan live jadi sebuah VOD.
Kamu menjadwalkan live di YouTube. Namun, sebenarnya yang ditayangkan cuma video rekaman. Setelah live selesai, penonton yang ketinggalan tak bisa menonton konten itu lagi.
Premiere ini kadang jadi sebuah video on demand karena tak semua orang bisa mengakses. Biasanya bagian dari Subscription di YouTube.
8. Short Form Video on Demand
Sesuai namanya, short-form VOD adalah video singkat yang diunggah di platform seperti TikTok. Konten ini ditujukan untuk audiens yang lebih suka menonton video pendek.
Secara monetisasi short form VOD di TikTok Biasanya termasuk dalam jenis VOD gratis atau jenis AVOD.
9. Series Video on Demand
Banyak konten yang bisa dibahas dalam satu topik, kan? Nah, biasanya video itu dijadikan series sebagai konten video on demand.
Jadi, kamu akan mengumpulkan beberapa video dalam satu playlist yang membahas topik tertentu. Video on demand ini ada yang gratis, tapi banyak juga yang berbayar.

Cara Kerja VOD?
Ini dia cara kerja VOD yang harus kamu tahu sebagai content creator:
1. Upload Konten
Cara kerja video on demand dimulai saat content creator meng-upload video mereka ke platform VOD. Bisanya, pakai YouTube Studio, atau Twitch Creator Dashboard.
Selain upload manual, VOD adalah juga konten livestream yang direkam dan siap diposting ulang. Ini terjadi saat kamu live streaming di Facebook Gaming atau Twitch.
2. Penyimpanan Konten
Setelah upload konten, lalu cara kerja VOD adalah menyimpan konten itu di server platform.
Nah, kebutuhan storage buat VOD inilah yang membuatnya punya batasan durasi atau ukuran file. Ini beda sama live streaming yang bisa sampai 24 jam.
3. Proses Transcoding
Video kamu bukan cuma disimpan sebagai file di server, lho. Ada proses transcoding yang mengubah video jadi beberapa resolusi dan format.
Dengan begitu, kontenmu bisa dinikmati di berbagai perangkat nantinya. Soalnya, VOD ditonton secara streaming. Jadi, kualitas VOD tergantung bandwidth dan kecocokan perangkat audiens.
4. Distribusi Konten via CDN
Setelah kontennya siap, apakah VOD artinya satu server mengurus semuanya? Tidak. Ada teknologi CDN atau Content Delivery Network yang mendekatkan kontenmu ke pengguna.
Jadi, ada salinan videomu di berbagai server di seluruh dunia. Jadi, pas pengguna mau nonton, mereka akan dilayani oleh server terdekat. Jadi, aksesnya cepat.
5. Penyiapan Tampilan Konten
Konten VOD sudah ada, penonton bisa nonton kapan saja. Maka, perlu ada antarmuka yang ramah pengguna, baik di laptop, ponsel atau TV sekalipun. Tiap platform kebijakannya beda.
Dan bukan cuma soal tampilan, tapi juga algoritma yang bantu audiens cari konten. Algoritma ini harus memastikan informasi relevan dan memberi rekomendasi terbaik sesuai pencarian.
6. Pemutaran Konten
Setelah mereka menemukan konten, audiens bisa langsung menonton, termasuk pause atau replay sesuka hati. Inilah yang jadi keunggulan dari konten VOD.
Nah, yang menarik dari VOD adalah tiap pengguna akan mendapatkan kualitas konten yang berbeda, tergantung perangkat yang digunakan dan kecepatan internet yang dimiliki.
7. Integrasi Monetisasi
Cara kerja video on demand tidak berhenti pas penonton melihat konten. Ada proses integrasi monetisasi di sana tergantung platform VOD yang dipakai.
Yang umum tentu monetisasi dari iklan yang bisa muncul sebelum atau setelah video diputar.
8. Interaksi Audiens
Beda sama live streaming yang cuma mengandalkan chat, interaksi di VOD adalah yang cukup variatif. Ada chat, komentar, like, share, dan bahkan opsi buat subscribe dan join channel YouTube.
Baca Juga: Apa itu Streamer
9. Pengumpulan Data
Terakhir, cara kerja VOD adalah tentang pengumpulan data pengguna. Mulai dari view counts, watch time, sampai engagement rate.
Data ini membantu algoritma menentukan rekomendasi konten VOD selanjutnya. Nah, rekomendasi yang pas akan membuat audiens betah di platform.
Sudah Tahu Kan VOD Artinya Apa?
VOD adalah konten yang bisa ditonton kapan saja lewat streaming. Jadi, kamu tidak perlu download dulu.
Oh ya, beda sama live streaming, VOD bisa diakses kapanpun tanpa harus menunggu streamer live di Twitch atau YouTube. Dan VOD artinya tidak selalu video yang ada di Netflix, lho.
Yang tak kalah penting, manfaat VOD juga cukup banyak dan bukan cuman buat audiens tapi content creator. Salah satunya adalah opsi monetisasi yang beragam. Apa saja?
Kamu bukan cuma bisa dapat uang dari Google AdSense atau afiliasi tapi juga bisa dapat donasi, jualan merchandise dan membuat membership pakai platform Gank. Tertarik?